Rabu, 28 Januari 2009

CINTA MENUNTUT PENUNGGALAN KEKASIH TANPA MEMADUNYA DENGAN YANG LAIN

Ini termasuk salah satu di antara berbagai tuntutan-tuntutan cinta sejati dan hokum-hukumnya. Jika cinta semakin kuat, maka tidak akan ada tempat bagi yang lain. Sebagaimana, yang dikatakan dalam pepatah,

Tidak ada dua cinta di dalam hati
Dan tidak ada dua sembahan di atas langit

Jika kekuatan cinta terbagi ke beberapa tempat, maka sudah pasti kekuatan cinta akan melemah. Sebagaimana firman Allah,

Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui. Dan, ikutilah apa yang diwahyukan Rabbmu kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa-apa yang kalian kerjakan, dan bertakwalah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (Al-Ahzab:1-3)

Perhatikanlah! Bagaimana Allah memerintahkan agar beliau hanya bertakwa kepada Allah, yang meliputi penunggalan-Nya, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sebagai cermin cinta, takut dan pengharapan kepada-Nya. Karena, ketakwaan sekali-kali tidak akan sempurna kecuali dengan memenuhi semuanya itu, dan mengikuti apa yang telah diwahyukan kepadanya dari Rabbnya, yang menuntut agar beliau meninggalkan sesembahan selain Allah. Ketakwaan juga dibuktikan dengan hanya mengikuti apa yang telah diturunkan kepadanya secara khusus (yaitu Al-Qur’an), bertawakkal kepada-Nya, yang meliputi penyandaran hati hanya kepada-Nya, yakin dan ketenangannya hanya bersama Allah, tidak kepada yang lain. Setelah itu Allah berfirman,

Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya. (Al-Ahdzab: 4)

Dalam kalimat ini engkau bisa mendapatkan bahwa hati itu hanya mempunyai satu arah. Jika dia telah condong kepada satu arah, maka dia tidak condong kea rah yang lain. Seorang hamba tidak mempunyai dua hati. Dengan satu hati dia menaati Allah, melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan bertawakkal kepada-Nya, dan satu hati lagi dia peruntukkan bagi selain Allah. Tetapi, manusia hanya memiliki satu hati. Jika dia tidak menunggalkan tawakal, kecintaan, dan takwa kepada Rabbnya, tentu dia akan beralih kepada yang lain.

Lebih dari itu, Allah tidak menjadikan istri seorang laki-laki sebagai ibunya dan Allah juga tidak menjadikan anak yang jelas bapaknya untuk menjadi anaknya.

Perhatikanlah, betapa indahnya dasar yang telah ditetapkan ini, yang pasti diterima akal dan pikiran.
Hal ini, menunjukkan bahwa cinta menuntut penunggalan sang kekasih.

Pembagian Cinta


Sesungguhnya cinta terbagi menjadi tiga macam, yaitu mencintai Allah, mencintai karena Allah dan mencintai bersama Allah.

Mencintai karena Allah merupakan kesempurnaan dan tuntutan cinta kepada Allah dan bukan merupakan pemutus cinta. Karena, mencintai seorang kekasih mengharuskan mencintai apa yang dicintai sang kekasih dan mencintai apa-apa yang bisa membantu cintanya, sehingga dapat mengantarkannya kepada keridhaan dan kedekatan kepada kekasihnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak mencintai hal-hal yang bisa mengantarkannya untuk mendapatkan keridlaan Rabbnya, menghantar kepada kecintaan-Nya dan kedekatan kepada-Nya?

Adapun mencintai bersama Allah, maka itu adalah kecintaan yang mengandung kesyirikan. Sebagaimana kecintaan orang-orang musyrik kepada sembahan-sembahan mereka.

Allah berfirman,

Dan, di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. ( Al-Baqarah: 165)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar