Rabu, 28 Januari 2009

KECEMBURUAN ORANG-ORANG YANG JATUH CINTA TERHADAP KEKASIHNYA

Yang dimaksud dengan cemburu kepada kekasih adalah semangat yang menggelora dan perasaan marah karene kekasih, jika haknya diremehkan, kehormatannya dihinakan, dan mendapat gangguan dari musuhnya. Maka orang yang mencintainya marah dan meradang, lalu dia pun cemburu karenanya, yang kemudian berubah dengan memerangi orang-orang yang menghina dan menyakiti kekasihnya. Inilah gambaran kecemburuan orang yang jatuh cinta yang sebenarnya. Yang termasuk dalam jenis kecemburuan ini adalah kecemburuan para rasul dan para pengikutnya karena Allah, karena ada orang yang menyekutukan-Nya, menghalalkan apa-apa yang diharamkan oleh-Nya, dan mendurhakai perintah-perintah-Nya.
Cemburu seperti inilah yang mendorong orang yang jatuh cinta berani untuk mengorbankan jiwa, harta dan kehormatannya demi kekasihnya. Sehingga, hal-hal yang mengganggu dan membuat kekasihnya tidak senang menjadi sirna.




Kecemburuan orang yang mencintai jika ada orang lain yang bersekutu dalam mencintai kekasihnya

Cemburu terhadap kekasih adalah kemarahan dan ketersinggungan orang yang mencintai jika ada orang lain yang bersekutu dengannya dalam mencintai kekasihnya. Dan ini ada dua macam,

1. kecemburuan orang yang mencintai jika ada orang lain yang bersekutu dengannya dalam mencintai kekasihnya.
2. kecemburuan kekasih terhadap orang yang mencintai, jika dia (orang yang mencintai) mencintai orang lain selain dirinya.

Cemburu merupakan salah satu sifat-sifat Allah. Dasar dari kecemburuan ini adalah firman Allah,

Katakanlah, Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. (Al-A’raf : 33)

Di antara bentuk kecemburuan Allah karena hamba-Nya dan kepada hamba-Nya adalah bentuk perlindungan-Nya kepada hamba-hamba-Nya dari hal-hal yang dapat membahayakan mereka di akhirat kelak. Sebagaimana disebutkan dalam Ash-Shahihain, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda ketika khutbah shalat gerhana matahari,

Demi Allah wahai umat Muhammad, tidak ada seseorang yang lebih cemburu dari Allah, jika ada seorang hamba-Nya yang laki-laki berzina atau ada hamba-Nya yang wanita berzina. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no 997 dan Muslim no 901)

Dalam Ash-Shahihain juga disebutkan dari hadist Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Rasulullah bersabda,

Tidak ada sesuatu yang lebih cemburu selain daripada Allah. Untuk itu Dia mengharamkan berbagai kekejian, yang tampak maupun yang tersembunyi. Dan, tidak ada seorang pun yang lebih mencintai pujian selain Allah. Untuk itu Dia memuji Diri-Nya. Dan, tidak ada seorang pun yang lebih mencintai ‘udzur (alasan) selain Allah, untuk itulah Allah mengutus para rasul.” (HR. Al-Bukhari 5358 dan Muslim 2761)

Dalam hadist shahih disebutkan, dari hadist Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah bersabda,

Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan orang mukmin itu cemburu. Kecemburuan Allah adalah jika seorang mukmin melakukan apa yang telah di haramkan atas dirinya.” (HR. Al-Bukhari 4925 dan Muslim 2761




Bentuk-bentuk kecemburuan manusia kepada kekasihnya

Bentuk-bentuk kecemburuan manusia kepada kekasihnya ada 2 macam, yaitu:

1. cemburu yang terpuji dan dicintai oleh Allah
2. cemburu yang tercela dan dibenci oleh Allah

cemburu yang terpuji dan dicintai oleh Allah adalah kecemburuan yang disertai keragu-raguan. Sedangkan kecemburuan yang tercela dan dibenci oleh Allah adalah kecemburuan yang tidak disertai keragu-raguan, tetapi hanya berasal dari buruk sangka.
Kecemburuan seperti ini dapat merusak cinta, menimbulkan permusuhan antara orang yang mencintai dengan kekasihnya.
Abdullah bin Syaddad berkata, “Cemburu itu ada 2 macam, yaitu cemburu untuk kebaikan keluarganya dan cemburu yang membuatnya masuk ke dalam neraka.”




Kecemburuan Allah terhadap hamba-Nya


Allah cemburu terhadap hamba-hamba-Nya, jika hati hamba itu kosong dari perasaan cinta, takut, dan pengharapan kepada-Nya, dan sebaliknya hati hamba-Nya penuh dengan hal-hal lain selain Allah.
Allah telah menciptakan seorang hamba hanya untuk beribadah kepada-Nya dan memilihnya di antara semua makhluk-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah atsar Ilahiy, “Wahai Ibnu Adam, Aku menciptakanmu untuk diri-Ku, dan Aku ciptakan segala sesuatu untukmu. Dengan hak-Ku atas dirimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan apa-apa yang Aku ciptakan bagi dirimu dan mengabaikan tujuan-Ku menciptakan dirimu.”
Dalam atsar yang lain juga disebutkan, “Aku menciptakanmu untuk diri-Ku, maka janganlah kalian bermain-main. Dan Aku menjamin bagi dirimu dengan rezeki-Ku, maka janganlah kalian merasa lelah. Wahai anak Adam, carilah Aku niscaya engkau akan mendapati Aku. Jika engkau telah mendapati Aku, niscaya engkau akan mendapatkan segala sesuatu. Jika engkau tidak mendapatkan Aku, niscaya engkau tidak akan mendapatkan segala sesuatu. Aku lebih baik bagimu dari segala sesuatu yang ada.”
Allah juga cemburu terhadap hamba-hamba-Nya, jika lisan hamba-hamba-Nya kosong dari mengingat Allah, dan sibuk mengingat selain Allah. Allah juga cemburu terhadap anggota tubuh hamba-Nya, jika anggota tubuhnya tidak digunakan dalam ketaatan kepada-Nya namun digunakan dalam kemaksiatan kepada-Nya. Amat buruklah seorang hamba jika pelindungnya cemburu kepada hati, lisan dan anggota tubuhnya, padahal tidak seharusnya Allah cemburu terhadap semua itu.
Jika Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba, maka Allah akan menguasai hatinya. Jika dia berpaling dari Allah dan sibuk dengan mencintai yang lain-Nya, maka hatinya akan terpenuhi dengan berbagai macam siksaaan sehingga dia mengembalikan hatinya kepada Allah. Jika anggota tubuhnya disibukkan dengan hal-hal yang bukan merupakan taatan kepada-Nya, maka Allah akan nenimpakan berbagai macam siksaan kepadanya.
Inilah gambaran kecemburuan Allah terhadaphamba-hamba-Nya. Sebagaimana Allah cemburu kepada hamba-Nya yang beriman. Begitupula Allah cemburu kepada diri dan kehormatan-Nya. Allah tidak membiarkan orang-orang rusak untuk berbuat semena-mena terhadap kehormatan-Nya, sebagai gambaran kecemburuan Allah terhadap dirinya. Karena itulah Allah senantiasa melindungi orang-orang mukmin, melindungi hatinya, anggota tubuhnya, keluarganya, kehormatannya, dan hartanya. Allah berkuasa melindungi semua itu, sebagai perwujudan kecemburuan Allah kepada mereka, sebagaimana mereka cemburu bila mereka melanggar hal-hl yang telah diharamkan-Nya atas diri mereka.




Kecemburuan Allah jika ada seseorang yang ikut andil dalam membicarakan tauhid, agama, dan firman-firman-Nya

Di antara gambaran kecemburuan Allah adalah kecemburuan-Nya jika ada seseorang yang ikut andil dalam membicarakan tauhid, agama dan firman-firman-Nya, padahal dia bukan ahlinya. Bahkan Allah membuat batas pemisah antara mereka dan Dia, sebagai perwujudan kecemburuan Allah terhadap mereka. Allah berfirman,

Dan, Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka (sehingga mereka tidak) memahami dan Kami (letakkan) sumbatan di telinga mereka. (Al-An’am: 25)

Oleh karena itu, Allah melemahkan keinginan musuh-musuh-Nya untuk mengikuti rasul-Nya (Muhammad) dan bergabung bersama beliau, sebagai gambaran kecemburuan. Allah berfirman,

Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu”. Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antaramu; sedang di antara kamu ada yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zhalim. (At-Taubah: 46-47)

Allah cemburu kepada nabi-Nya dan para sahabat-sahabatnya, jika orang-orang munafik keluar bersama-sama mereka (untuk berjihad), lalu mereka menyebarkan fitnah di kalangan mereka, sehingga Allah melemahkan keinginan mereka.
Imam Asy-Syubli pernah mendengar seorang qari’ sedang membaca ayat:

Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an niscaya Kami adakan antara kamu orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup. (Al-Isra’: 45)

Imam Asy-Syubli berkata kepada qari’ tersebut, “Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan suatu dinding penutup itu?”.
Qari’ itu menjawab, “Dinding penutup itu adalah kecemburuan. Tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah. Yaitu Allah tidak akan menjadikan orang-orang kafir sebagai orang-orang yang layak untuk mengetahui-Nya.”




Kecemburuan ilmu yang mendetail


Di antara bentuk kecemburuan adalah kecemburuan kepada ilmu yang mendetail, yang tidak cukup hanya dipahami dengan melalui pendengaran.
Karena kecemburuan inilah Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Berkatalah kepada manusia sesuai kadar pengetahuan mereka, apakah kalian suka jika mereka mendustakan Allah dan Rasul-Nya?”
Ibnu Mas’ud berkata, “Tidaklah engkau menyampaikan suatu perkataan kepada segolongan orang yang akal mereka tidak mampu menalarnya, melainkan akan menimbulkan fitnah bagi yang lainnya.”
Seorang yangberilmu cemburu terhadap ilmunya jika disampaikan kepada orang-orang yang tidak layak untuk mencernanya (menerimanya), atau diletakkan tidak pada tempatnya. Sebagaimana perkataan Isa binti Maryam, “Wahai Bani Israil janganlah kalian menghalangi hikmah dari orang-orang yang memang ahlinya, sehingga kalian mendlzalimi mereka. Jangan pula kalian menyampaikan hikmah itu kepada selain ahlinya, sehingga kalian mendlzalim hikmah itu sendiri.”
Masalah mendetail yang disampaikan kepada orang yang bukan ahlinya, seperti seorang wanita cantik yang diserahkan kepada laki-laki buta dan lumpuh untuk dijadikan istrinya. Sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah pepatah, “Wanita elok yang diperistri oleh laki-laki buta dan lumpuh”.




Bentuk-bentuk kecemburuan yang tercela

Adapun bentuk-bentuk kecemburuan yang tercela di antaranya adalah cemburu yang mengakibatkan buruk sangka. Sehingga orang yang jatuh cinta tega menyakiti orang yang dicintainya dan memanasi hatinya dengan kemarahan. Cemburu seperti ini dibenci oleh Allah, terlebih lagi jika kecemburuan itu tidak disertai dengan keragu-raguan.
Ada pula kecemburuan yang mendorongnya untuk menghukum kekasihnya melebihi batas kewajaran, sampai-sampai ada di antara mereka yang tega membunuh kekasihnya, hanya karena cemburu.
Ada seorang penyair yang memiliki dua orang pembantu, seorang pemuda dan seorang gadis. Yang satu tampan dan yang satu lagi cantik. Penyair ini sangat mencintai keduanya. Suatu hari tatkala dia masuk ke dalam rumahnya, dia mendapatkan keduanya saling berpelukan. Maka dia pun mengikat kedua pembantunya itu lalu membunuhnya.




Kecemburuan orang yang jatuh cinta terhadap kekasihnya karena dirinya sendiri

Adapula orang yang jatuh cinta, cemburu terhadap kekasihnya karena dirinya sendiri. Ini merupakan bentuk kecemburuan yang paling aneh. Adapun penyebab dari kecemburuan seperti ini adalah, dia khawatir dirinya menjadi kunci bagi orang lain.
Sebagaimana dikisahkan bahwa Al Hasan bin Hani’ dan Ali bin Abdillah Al-Ja’fari sedang bercengkrama berdua, lalu keduanya saling melantunkan syair. Lalu Al-Hasan menyenandungkan syairnya,

Tatkala kutahu dia tiada menaruh hati padaku
Cintanya tiada pula tertuju padaku
Kuharap dia menjatuhkan cintanya kepada selainku
Demi kehangatan cinta dan berbalik lagi padaku

Sebagian mereka juga ada yang tidak mau menyebutkan sifat-sifat dan ciri-ciri kekasih mereka karena khawatir hal itu akan memancing orang lain juga mencintainya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Isa Ar-Rafiqi,

Aku tak kan menyebut-nyebut diri kekasihku
Agar tiada memancing hasrat orang yang punya mau
Aku tak akan mengusik hati laki-laki lain
Menyembunyikan diri wanita bisa memutuskan hubungan

Banyak orang-orang bodoh yang menyebutkan ciri-ciri dan kecantikan istrinya kepada orang lain, yang mengakibatkan perceraiannya, dan justru laki-laki lain menjalin hubungan asmara dengan istrinya.




Cemburu yang berlebih-lebihan


Karena cemburu yang berlebih-lebihan, ada pula orang yang menganggap dirinya sebagai orang lain, sehingga dia menyemburui kekasihnya terhadap diri sendiri. Hal-hal seperti ini tidak bisa dipungkiri, karena memang banyak hal-hal aneh yang kita temukan dalam cinta.




Tingkatan cemburu dan macam-macamnya


Tingkatan cemburu yang tertinggi ada tiga macam:

1. kecemburuan seorang hamba kepada Rabbnya jika hal-hal yang telah diharamkan oleh-Nya dilanggar dan hukum-hukum-Nya diremehkan.
2. kecemburuan seorang hamba terhadap hatinya sendiri, jika dia menyenangi hal-hal lain selain Allah dan condong kepada selan-Nya.
3. kecemburuan seorang hamba terhadap kehormatannya sendiri, jika ada orang lain yang mengintipnya.

Cemburu yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya berkisar pada tiga jenis kecemburuan ini. Adapun selainnya maka bisa jadi itu tipuan dari setan, atau ujian yang datangnya dari Allah. Seperti kecemburuan seorang istri terhadap suaminya, bila suaminya menikahi wanita lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar