Sabtu, 17 Januari 2009

PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI MUDA

Beberapa bulan terakhir ini ada yang menarik dari media massa. Baik media cetak maupun elektronik, banyak sekali diangkat tema-tema yang berkaitan dengan kepemimpinan pemuda. Tahun 2009, Indonesia akan menyelenggarakan pesta demokasi. Ajang pemilihan pemimpin negeri multietnik yang sedang dirundung krisis multidimensi. Pertannyanya, mampukah pemuda bangsa ini mempimpin Indonesia?
Di dunia internasional, sudah muncul pemimpin dari kalangan muda. Di Rusia ada Dimitry Medvedev (44 tahun) dan Amerika Serikat ada Barack Obama (47), meski belum resmi menjadi pesiden, gaungnya kental dengan isu kepemimpinan muda. Di Indonesia, isu kepemimpinan pemuda sendiri disambut dengan baik. Bahkan, pada saat Soekarno memimpin negeri ini, usianya masih relatif muda. Beberapa partai politik juga tengah menyiapkan kader-kader mudanya diajak memimpin bangsa Indonesia.
Pemuda dengan pemikiran progresifnya diharapkan mampu membawa Indonesia ke arah kemajuan. Seperti yang terukir dalam sejarah. Barisan pemuda bangsa telah melahirkan banyak kontribusi di negeri ini. Kebangkitan Nasional 1908, Soempah Pemuda 1928, Kemerdekaan RI 1945, Peristiwa Malari dan Gerakan Reformasi 1998, deretan kontribusi pemuda yang gemilang bagi tegaknya peradaban. Bukan hanya semangat perlawanan kritis, tapi lebih dari itu menyimpan sebuah spirit jiwa merdeka dan mampu menerobos zaman.
Masa depan bangsa yang menjanjikan terletak pada siap tidaknya perubahan dalam diri pemudanya. Dalam pepatah arab dinyatakan bahwa sesungguhnya di tangan pemuda terbebani persoalan bangsa dan pemuda hari ini (harus) merupakan pemimpin masa mendatang.
Tatkala barisan pemuda rapi, maka masa depan bangsa dapat dijamin eksistensinya. Tatkala sebaliknya, kerumunan pemuda hanya akan menjadi beban dan menambah masalah yang dihadapi bangsa, tentunya dalam berbagai sektor kehidupan.
Hal ini akan berakibat pada kondisi bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Sumber daya manusia Indonesia harus dipersiapkan dengan matang. Krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini merupakan implikasi dari lemahnya karakter keindonesiaan dari pemudanya.
Pada kenyataannya, kebanyakan generasi pemuda masih belum menyadari hal tersebut. Yang banyak ditanamkan adalah kepribadian konsumeristik dan hedonis dalam lintasan budaya pop yang menggiurkan; yang banyak dipupuk ialah kebutuhan “leher kebawah”, sedangkan letak akal budi dari “leher ke atas” kerap disepelekan melalui citra yang rendah.
Benar apa yang dikatakan Gunnar Myrdal bahwa negara kita “negara lembek” (soft state). Mentalitas yang lembek itu bukan hanya dalam hal etos kerja melainkan juga dalam pembentukan karakter, yakni sikap korup yang melembaga. Jadi kita tidak usah heran jika futuris seperti Louis Kraar (1980) meramalkan bangsa kita akan berada di halaman belakang negara-negara maju (backyard state). Jika dari saat ini tidak ada pembenahan karakter kaum muda, prediksi itu bisa saja terjadi.
Pendidikan karakter
Karenanya, mempersiapkan bangunan karakter bagi generasi muda amat penting. Mengingat pemuda adalah calon pemimpin masa depan bangsa ini. Pendidikan karakter merupakan aspek fundamen bagi kehidupan bangsa itu sendiri. Dalam konteks saat ini, karakter bangsa yang mengalami krisis ialah merebaknya penyakit korupsi dalam ragam bentuknya. Mulai dari kultur pejabat, sistem, hingga budaya yang korup terus saja berkembang tanpa ada reduksi dan detoksifikasi.
Melihat kenyataan seperti ini, tentunya kita tidak menginginkan hal tersebut terwarisi dan tersistemasi dalam pembentukan pemimpin negeri ini di masa yang akan datang.oleh karena itu, hal yang penting dilakukan sejak dini adalah pendidikan karakter. Meskipun pendidikan jenis ini masih menjadi uji coba di bebrapa perguruan tinggi, tetapi harusnya menjadi uji coba dalam sistem pendidikan nasional, dari mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Jika perlu, di masa mendatang, pendidikan jenis ini sudah menjadi kurikulum yang berlaku secara formal maupun informal kepada setiap warga.
Pendidikan merupakan sarana strategis untuk membangun karakter pemuda. Ketika instrumen dan spirit pendidikan mendukung dalam pembentukan karakter pemuda, ia mampu melahirkan etos yang mencerahkan. Pendidikan karakter bagi pemuda saat ini sangat penting sebagai implementasi pendidikan yang tepat, guna menyonsong konsolidasi barisan pemuda pemimpin masa depan.
Di sinilah dibutuhkan komitmen bersama dalam menata dunia pendidikan nasional, khususnya terkait dengan penanaman akal budi generasi bangsa. Lebih dari itu, dibutuhkan juga komitmen bersama dalam membangun bangsa, seperti yang sering diungkapkan Soekarno tentang pentingnya bangunan karakter kebangsaan (nation character building).
Karena, komitmen tidak saja terkait erat dengan tata nilai sosial-budaya, tetapi juga secara struktural ikut dibangun melalui konteks lingkungan yang membentuk mind-set masyarakat Indonesia.
Nation character building merupakan titik balik kebangsaan kita. Jika terbentuk dan terwarisi dalam semesta kepemudaan, ia menjanjikan optimisme. Persis di situlah makna pentingnya pendidikan karakter generasi muda demi masa depan Indonesia yang gemilang.
=============================================================

2 komentar: